Senin, 27 Februari 2012

Bacillus anthracis

Morfologi dan Identifikasi Bacillus anthracis
·         Ciri organisme : berukuran 3-4 milimikron; ujung persegi, tersusun dalam rantai panjang; berspora.
·         Biakan : koloni berbentuk bulat seperti “kaca yang diukir” bila disinari cahaya. Ciri khas : non haemolytic, mempunyai culred edge.
·         Sifat pertumbuhan : menggunakan sumber Nitrogen dan Carbon sederhana; spora resisten terhadap perubahan lingkungan, tahan terhadap panas kering dan desinfektan kimia tertentu dalam waktu yang cukup lama, serta dapat bertahan selama bertahun-tahun pada tanah yang kering.
·         Produk hewan yang terkontaminasi dengan spora Bacillus anthracis (misalnya kulit, bulu, rambut, tulang dan wol) hanya dapat disterilkan dengan autoclave.
Patogenesis Anthrax
Antraks terutama merupakan penyakit pada herbivora, misalnya kambing, domba, lembu, kuda, dll. Kadang-kadang manusia juga bisa terinfeksi jika kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produknya. Pada hewan, yang menjadi tempat masuknya kuman adalah mulut dan saluran cerna. Adapun pada manusia, masuknya spora lewat kulit yang luka (antraks kulit), membran mukosa (antraks gastrointestinal), atau lewat inhalasi ke paru-paru (antraks pernafasan).
Spora tumbuh pada jaringan tempat masuknya mengakibatkan edema gelatinosa dan kongesti. Basil menyebar melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian.
Pada antharx inhalasi, spora B.anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal.
Gambaran Klinik Anthrax
Pada manusia, kurang lebih 95% kasus adalah anthrax kulit dan 5% adalah anthrax inhalasi.
Anthrax Kulit
·         Biasanya terjadi pada permukaan luar lengan atau tangan, sering diikuti pada wajah dan leher.
·         Papul pruritik timbul 1–7 hari hari setelah masuknya organisme atau spora lewat luka. Pada awalnya menyerupai gigitan serangga. Papul dengan cepat berkembang menjadi vesikel, kemudian pustul, dan akhirnya menjadi ulkus nekrotik. Khas : lesi berdiameter 1–3 cm dan memiliki eschar hitam di tengah.
·         Kemudian timbul edema, limfangitis, limfadenopati dan gejala sistemik.
·         Setelah 7–10 hari, eschar berkembang penuh, menjadi kering, lusen dan terpecah-pecah.
·         Penyembuhan berupa granulasi dan meninggalkan skar.
·         Pada 20% kasus berkembang menjadi sepsis yang berakibat fatal.
Anthrax Pernapasan Inhalasi (Wool Sorter Disease)
  • Inkubasi bisa sampai 6 minggu.
  • Gejala utama : nyeri substernal.
  • Batuk merupakan efek sekunder dari gangguan pada trakea.
  • Sepsis dapat terjadi dan mungkin terdapat penyebaran hematogen ke saluran cerna, menyebabkan ulkus kolon, atau ke selaput otak menyebabkan meningitis hemoragik.
  • Foto toraks : pelebaran mediastinal berat.
  • Angka kematian : 85–90%.
Uji Lab dan Diagnosis
  • Bahan : cairan / nanah dari lesi lokal, darah dan sputum.
  • Teknik pewarnaan : immunofluoresensi.
  • Biakan agar darah : koloni kelabu hingga putih nonhemolitik dengan permukaan kasar dan membentuk ground glass appearance. Di tepi koloni terdapat bentukan tonjolan seperti koma (medusa head).
  • Pada kultur setengah padat, B.anthracis selalu tidak bergerak.
  • Dengan ELISA dapat dilakukan pengukuran antibodi terhadap toksin edema dan toksin letal, tetapi tes ini tidak dikembangkan secara intensif.
Pengobatan Anthrax
  • Anthrax kulit : Penisilin.
  • Anthrax pernapasan : Penisilin ditambah Gentamisin atau Streptomisin.
Epidemiologi, Pencegahan dan Pengendalian Anthrax
  • Bangkai hewan dibakar atau dikubur sedalam mungkin disertai kapur.
  • Dekontaminasi produk-produk hewan dengan autoclave.
  • Memakai baju dan sarung tangan pelindung sewaktu menangani bahan-bahan yang mungkin tercemar B.anthracis.
  • Imunisasi aktif hewan piaraan dan petugas berisiko tinngi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar